Jumat, 22 Februari 2013

Rangkaian Alarm Kebakaran


Berikut ini Gambar skema Rangkaian Alarm Kebakaran beserta komponen dan cara pembuatannya
Rangkaian alarm kebakaran adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengidentifikasi kebakaran. Alarm kebakaran sangat penting bagi komplek-komplek perumahan yang padat sehingga adanya api bisa diketahui lebih awal.
Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.
Sistem pengindera api (bahasa inggris – fire alarm system) merupakan sebuah sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran. Alarm tersebut memberikan peringatan dalam sistem evakuasi dan dilanjutkan dengan sistem instalasi pemadam kebakaran secara otomatis maupun manual (bahasa inggris – fire fighting system).

Gambar Skema Rangkaian Alarm Kebakaran

Banyak rangkaian alarm kebakaran yang disajikan di internet, tapi kali ini rangkaian baru menggunakan termistor dan timer untuk melakukan kerjanya. Rangkaiannya sederhana  sehingga dapat dengan mudah dibuat.Thermistor ini menawarkan resistansi rendah pada suhu tinggi dan resistensi yang tinggi pada suhu rendah. Fenomena ini digunakan di sini untuk penginderaan api.
IC1 (NE555) dikonfigurasi sebagai osilator berjalan bebas pada frekuensi audio. Transistor T1 dan T2 mengendalikan IC1. Output (pin 3) dari IC1 adalah pasangan untuk basis transistor T3 (SL100), yang mendorong speaker untuk menghasilkan suara alarm. Frekuensi NE555 tergantung pada nilai resistensi R5 dan R6 dan kapasitansi  C2. Ketika thermistor menjadi panas, memberikan jalan resistansi rendah untuk tegangan positif ke basis transistor T1 melalui dioda D1 dan R2. Kapasitor C1 merubah tegangan positif dan meningkatkan waktu alarm ON. Semakin besar nilai dari C1, semakin besar bias positif diterapkan pada basis transistor T1 (BC548). Kolektor T1 digabungkan ke kaki  transistor T2, transistor T2 memberikan tegangan positif untuk pin 4 (reset) dari IC1 (NE555). Resistor R4 memilih NE555 terus aktif dalam ketiadaan tegangan positif. Dioda D1 berhenti memakai kapasitor C1 ketika termistor ini terkait dengan tegangan suplai positif dingin keluar dan menyediakan jalur resistansi tinggi. Hal ini juga menghambat maju pada transistor T1.
Untuk antisipasi dini terhadap kebakaran yang mungkin terjadi pada rumah, kantor atau gedung Anda, gunakan rangkaian alarm kebakaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar