Rangkaian
alarm kebakaran adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk
mengidentifikasi kebakaran. Alarm kebakaran sangat penting bagi komplek-komplek
perumahan yang padat sehingga adanya api bisa diketahui lebih awal.
Alarm secara umum dapat
didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah
jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan
ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi
data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan
ini digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya
masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal,
bunyi, ataupun sinar.
Sistem pengindera api (bahasa
inggris – fire alarm system) merupakan sebuah sistem terintegrasi yang
didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran. Alarm tersebut memberikan
peringatan dalam sistem evakuasi dan dilanjutkan dengan sistem instalasi
pemadam kebakaran secara otomatis maupun manual (bahasa inggris – fire
fighting system).
Gambar
Skema Rangkaian Alarm Kebakaran
Banyak rangkaian alarm kebakaran yang disajikan di internet, tapi kali ini rangkaian baru
menggunakan termistor dan timer untuk melakukan kerjanya. Rangkaiannya
sederhana sehingga dapat dengan mudah dibuat.Thermistor ini menawarkan
resistansi rendah pada suhu tinggi dan resistensi yang tinggi pada suhu rendah.
Fenomena ini digunakan di sini untuk penginderaan api.
IC1 (NE555) dikonfigurasi sebagai
osilator berjalan bebas pada frekuensi audio. Transistor T1 dan T2
mengendalikan IC1. Output (pin 3) dari IC1 adalah pasangan untuk basis
transistor T3 (SL100), yang mendorong speaker untuk menghasilkan suara alarm.
Frekuensi NE555 tergantung pada nilai resistensi R5 dan R6 dan
kapasitansi C2. Ketika thermistor menjadi panas, memberikan jalan resistansi
rendah untuk tegangan positif ke basis transistor T1 melalui dioda D1 dan R2.
Kapasitor C1 merubah tegangan positif dan meningkatkan waktu alarm ON. Semakin
besar nilai dari C1, semakin besar bias positif diterapkan pada basis
transistor T1 (BC548). Kolektor T1 digabungkan ke kaki transistor T2,
transistor T2 memberikan tegangan positif untuk pin 4 (reset) dari IC1 (NE555).
Resistor R4 memilih NE555 terus aktif dalam ketiadaan tegangan positif. Dioda
D1 berhenti memakai kapasitor C1 ketika termistor ini terkait dengan tegangan
suplai positif dingin keluar dan menyediakan jalur resistansi tinggi. Hal ini
juga menghambat maju pada transistor T1.
Untuk antisipasi dini terhadap
kebakaran yang mungkin terjadi pada rumah, kantor atau gedung Anda, gunakan rangkaian
alarm kebakaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar